Senin, 16 Januari 2012

cerpen guee waktu SMA..!!

cerpen ini guee bikin waktu kelas 3 SMA..
guee bikin bwt menuhin tugas mata pelajaran bahasa Indonesia...
tapi isi dari cerpen ini kurang lebih menggambarkan kehidupan guee sebenernya..
tapi ga secara keseluruhan, masih ada unsur khayalan anak SMA jg siih..
hhee....



simak sajja ceritanyaaaa....

happy reading...!!! :)



Namaku Gita. umurku 17 tahun, siswi kelas XII SMA, anak kedua dari tiga bersaudara. Adik dan kakakku semua laki-laki, yang membuat ku kadang kesepian karena mereka tidak bisa kujadikan teman curhat.

Aku tinggal di lingkungan yang kurang menyenangkan. Sebagian kecil tetanggaku bekerja sebagai pengamen, pedagang sate, bakso, soto atau buruh, sedangkan sebagian besar tetanggaku adalah pengangguran. Para pengangguran tersebut sering berkumpul di pos ronda untuk mengadu ayam, main kartu, pasang judi togel, serta mabuk-mabukan.

Daerah tempat tinggalku ini sudah dikenal sebagai sarang kriminalitas, karena banyak pemuda yang menjadi tukang copet, pemabuk, penjudi, perampok, serta pengedar narkoba. Sedangkan para wanita kebanyakan menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Setiap pulang sekolah, aku bekerja menjadi pelayan restoran sampai jam 9 malam. aku melakukan semua itu untuk membantu ibuku agar beban yang ditanggungnya cukup berkurang. Ibuku hanya mendapatkan penghasilan dari warung yang dimiliki ibuku yang terletak di depan rumah, sementara ayahku hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

Banyak obrolan-obrolan tetangga yang sering kudengar pada saat mereka berbelanja di warung ibuku. Mulai dari tetangga A yang baru ditangkap polisi setelah 3 bulan menjadi buronan atas kasus perampokkan serta pemerkosaan, tetangga B yang baru kelur dari penjara setelah 7 bulan dipenjara karena kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor), serta tatangga C yang tinggal di samping rumahku ditahan polisi karena terjaring razia PSK.

Berita-berita seperti itu selalu ramai dibicarakan warga kampung. Karena hal-hal yang berbau kriminalitas selalu saja dilakukan oleh warga-warga di kampungku ini.

Pada suatu malam, pernah terjadi keributan di kampungku. Terdengar banyak suara orang yang berlarian pada saat tengah malam, ternyata ada 8 orang tetanggakuberusaha kabur dari razia PSK. Aparat kepolisian berteriak dengan lantang memanggil para PSK tersebut sehingga membangunkan para warga yang tengah terlelap dalam tidur. Dan pada akhirnya aparat kepolisian berhasil menangkap para PSK tersebut.

Aku ingin sekali protes terhadap apa yang telah dilakukan para warga kampungku ini. Tetapi aku tidak berdaya, jika aku melakukan pemberontakkan, maka warga-warga tersebut akan mengejek diriku dan berkata "Kamu masih anak-anak, jadi kamu tidak tahu apa-apa tentang kami!". " Lebih baik kamu urus dirimu sendiri dan jangan mencampuri urusan kami!"
Karena sifat=sifat warga tersebut, ibu sering mengingatkan ku agar tidak mencampuri urusan mereka. Karena warga-warga tersebut bisa melakukan apa saja pada orang yang menghalangi jalan mereka.

menjelang Ujian Nasional, masalah yang ku dapatkan semakin rumit. Bermula dari penangkapan yang terjadi pada kakakku karena tertangkap basahketika mengkonsumsi narkoba dan minuman keras, adikku hampir dikeluarkan dari sekolahnya mkarena sering bolos sekolah. Ketika kutanyakan pada adikku mengapa dia bolos sekolah, dia menjawab karena diajak oleh temannya main playstation di rental PS. Sungguh malang nasib adikku karena berteman dengan anak-anak yang tidak sekolah dan kurang berpendidikan atau tingkat pendidikannya rendah.

selang 2 bulan setelah penangkapan yang terjadi pada kakakku, kemudian ayahku juga ditangkap polisi karena ayahku menjadi pengedar ganja. Ayahku melakukan perbuatan tersebut karena mengikuti jejak tetanggaku.

Ya ALLAH, mengapa ayahku berani melakukan pekerjaan haram tersebut hanya untuk mendapatkan uang agar bisa menafkahi keluarga.
Ibu terus menangis karena mendapati keluarga yang semakin lama semakin kacau akibat ulah anggota keluarga ini sendiri. sementara aku dipenuhi rasa kesal yang tiada tara karena perbuatan kakak dan ayahku yang mencoreng nama keluarga, sehingga aku tidak pernah mau ikut ibu untuk menjenguk ayah dan kakakku di penjara.

Setelah melewati hari-hari yang kurasa cukup buruk, rasa bersyukur, senang, serta terharu bercampur pada saat aku menerima amplop yang berisi pengumuman hasil kelulusan. Aku lulus dengan nilai yang membanggakan, meskipun sangat kecil kemungkinanku untuk melanjutkan ke perguruan yang lebih tinggi seperti teman-temanku yang lebih mampu dalam urusan ekonomi.

Tetapi ada berkah tersendiri untukku, karena pemilik restoran tempat aku bekerja paruh waktu ketika aku masih duduk di banku SMA menawarkanku untuk membantunya mengelola sekaligus mengurus restoran yang baru dibuka diluar kota.

Aku sangat senang dan langsung menerima tawaran tersebut, karena aku bisa mengajak ibu dan adikku pindah dari kampung yang sangat berpengaruh buruk bagi keluargaku itu.

Meskipun terpisah dari kakak dan ayahku, aku tetap bahagia karena telah terbebas dari sarang kriminalitas tersebut.
ALHAMDULILLAH YA ALLAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar